Wednesday, September 15, 2010

Karna Kutau Engkau Begitu - [by Daniel Raharjo]

- 0 comments
“The bird need a nest, the spider need a web, man need friendship”. - William Blake


Ketika saya hendak menulis naskah ini, saya sedang mendengarkan sebuah siaran radio yang melantunkan lagu dari Andre Hehanusa yang berjudul “Karna Kutau Engkau Begitu”. Sebuah tembang yang cukup lawas namun familiar bagi para pengemar lagu pop, khususnya para penggemar Andre Hehanusa sendiri. Ketika sang penyanyi melantunkan syair “...karna kutau engkau begitu...karna kutau engkau begitu....”, terbersit dalam pikiran saya sebuah pesan tentang pentingnya memahami orang lain. Sekalipun lagu ini bercerita tentang ungkapan cinta seseorang, namun saya tergelitik dengan pesan yang saya tangkap dari judul lagu ini.


“Karna Kutau Engkau Begitu”, andaikata semua manusia dapat memahami kata-kata ini dan bersedia mempraktekkannya – betapa menariknya suasana kehidupan yang akan kita jalani. Kenyataannya, ketidakmampuan seseorang untuk memahami perasaan orang lain ternyata telah menjadi salah satu penyebab terbesar tidak harmonisnya hubungan kita dengan sesama. Seringkali kita dengan sadar ataupun tidak sadar telah berusaha memaksakan kehendak pribadi kita terhadap orang lain tanpa mencoba menyelami perasaan orang tersebut. Mari kita mencoba memahami, bahwa apa yang kita sukai belum tentu disukai orang lain. Hal-hal yang kita usulkan belum tentu sejalan dengan orang lain. Perbedaan pendapat itu hal yang wajar. Namun ketika perbedaan itu kita permasalahkan, maka dapat menimbulkan benih konflik bahkan mungkin dapat berkepanjangan.


Stephen R. Covey mengatakan salah satu kebiasaan/habit yang harus dimiliki oleh orang sukses adalah win – win solution. Bukan “saya” yang menang, bukan juga “Anda”, akan tetapi baik saya maupun anda sama-sama mencapai kemenangan. Hal ini dapat terjadi apabila masing-masing pihak dapat mengerti perbedaan yang terjadi, mampu menerima kekurangan masing-masing, dan yang terpenting saling memahami apa yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Jika Anda mendapati diri Anda sedang terjebak dalam konflik antar pribadi, cobalah untuk mengingat kata-kata ini ”...karna kutau engkau begitu...”


Salam Pemenang!
[Continue reading...]

Pemimpin : Dekat Namun Jauh??? - [by Daniel Raharjo]

- 0 comments
“Para pemimpin haruslah cukup dekat berhubungan dengan yang lain, tetapi cukup jauh di depan untuk memotivasi mereka.” - John C. Maxwell

Sekalipun judul tulisan saya kali ini “Dekat namun Jauh” tetapi bukan berarti saya akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan cinta (maaf membuat Anda kecewa..hehe). Memang bukan hal yang berkaitan dengan kehidupan asmara, namun masih berkaitan dengan hubungan antar personal. Bukan antara sepasang kekasih, tetapi hubungan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin. Lho? Mungkin Anda mulai bertanya-tanya. Mengapa hubungan antara pemimpin dan orang yang dipimpin dikatakan dekat namun jauh? Mari kita bahas bersama- sama.

Yang pertama, Dekat. Para pemimpin haruslah cukup dekat dengan orang-orang yang dipimpinnya. Kedekatan ini berbicara tentang kenyamanan, kepercayaan, ketaatan, dan kesetiaan. Seorang pemimpin dapat dikatakan menjadi pemimpin yang berhasil, apabila orang-orang yang dipimpinnya dengan rasa nyaman, mempercayai, mentaati bahkan setia tanpa adanya paksaan sedikitpun. Pengaruh seorang pemimpin yang mampu mancapai pengakuan seperti ini hanya dapat diperoleh dari adanya hubungan yang dekat dan intens kepada orang-orang yang dipimpinnya.

Kedua, Jauh. Sekalipun ini adalah antonim dari prinsip sebelumnya, bukan berarti kedua prinsip ini bertentangan. Justru kedua prinsip ini harus berjalan beriringan. Seorang pemimpin haruslah cukup jauh di depan pengikutnya untuk memotivasi mereka. Mereka yang berada di bawah kepemimpinan seseorang akan sangat menghormati pemimpin yang secara praktek telah terbukti dengan baik dalam menjalankan prinsip-prinsip yang ditetapkannya. Misal, bagaimana mungkin kita dapat meminta bawahan kita untuk datang bekerja tepat waktu, sementara kita sendiri datang terlambat. Bagaimana bisa kita menuntut orang lain untuk bekerja keras, sementara diri kita bermalas-malasan. Pemimpin harus melalui terlebih dahulu dan siap menjalankan dengan sempurna segala prinsip-prinsip yang akan diajarkan sebelum dia mengajarkan hal itu kepada pengikutnya.

Apapun posisi Anda hari ini - manajer, supervisor, ketua organisasi, koordinator, bahkan pemimpin dalam keluarga sekalipun – harus mulai mencoba menjalankan kedua prinsip ini. Berusaha membina sebuah hubungan yang dekat dengan orang-orang yang kita pimpin, namun juga berada jauh di depan mereka untuk memberi teladan dan memberikan motivasi.

Salam Pemenang!

By Daniel Raharjo

[Continue reading...]

I'm RETURN...hihihihihi... ^^

- 0 comments
Hai guys, setelah sekian lama saya tidak menyentuh blog ini, akhirnya blog ini berhasil memanggil saya untuk kembali menuangkan banyak hal dalam blog ini.

Beberapa orang mungkin menganggap blog ini membosankan, sebagian lagi beranggapan "blog koq isinya gado2..alias campur2!!", ada juga yang mungkin mikir ini blog koq ditinggal gitu aja ma pemiliknya (~apes nian nasibmu nak..~) ----- tapi apapun tanggapan orang, saya hanya ingin menggunakan media blog ini untuk sarana berbagi. Berbagi banyak hal yang sekiranya bisa menarik untuk kita simak dan cermati. ( #serius amat yakkkk???)

finally, I'M RETURN...(ikut2an BATMAN RETURN). Moga2 bisa kontinu ya gan...^^v

ok deh, enjoy my blog.............................
[Continue reading...]
 
Copyright © . Ingatan Dunia akan Apa yang Telah Dunia Alami - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger