Tuesday, October 20, 2009

Resensi Novel : The Wednesday Letters

- 0 comments
Sebelumnya, saya mau pengakuan pribadi dulu ya..hehehe..ini adalah novel romantis pertama yang saya baca. Yah begitulah kenyataannya...saya bukan seorang penggemar novel romantis seperti ini. Novel2 favorit saya kebanyakan ber-genre action/thriller, tapi saya tampaknya harus memberikan pengecualian untuk novel yang satu ini! ^^

Let's start...
Novel yang ditulis oleh Jason F. Wright ini masuk dalam jajaran "The New York Bestsellers" (salah satu alasan pertama saya melirik buku ini..^^). Ceritanya sendiri sederhana, lingkupnya hanya dalam sebuah keluarga sederhana dengan segala konflik yang ada di dalamnya. Tapi tunggu dulu!! Jangan terlalu terburu-buru menilai novel ini karena melihat lingkup ceritanya.

Ini bagian menariknya, novel ini bercerita tentang surat-surat yang ditulis oleh Jack Cooper kepada Laurel Cooper,istrinya (yang SANGAT DICINTAINYA!!!). Surat-suratnya itu ditulis Jack setiap hari rabu selama pernikahan mereka...selama 39 tahun. Ya, 39 TAHUN! Bayangkan, berapa banyak surat yang ditulis dan betapa banyaknya hal2 yang dituliskan Jack dalam surat2nya. Mulai dari hal2 yang paling kecil hingga hal2 yang menjadi rahasia dalam pernikahan mereka.

Cerita semakin menarik dengan adanya tiga orang anak mereka yang memiliki masalah masing2 dalam keluarganya. Kalau anda menilai novel ini membosankan, anda SALAH BESAR! Justru novel ini memiliki alur yang sangat menarik yang membuat kita enggan untuk berhenti membacanya.

Ending dari novel ini pun menurut saya sangat luar biasa! Bagi saya, membaca novel ini seperti bercermin dalam kehidupan saya dan melihat betapa banyak hal2 yang masih harus saya lakukan bagi keluarga.

Review saya, novel dengan perpaduan romantic story + family values + faith factor ini bener WAJIB BACA buat semua pecinta buku. Membaca novel ini mampu mencerahkan kita, menginspirasi kita betapa mahalnya nilai "keluarga" dalam kehidupan kita. Selamat membaca!
[Continue reading...]

Friday, October 16, 2009

Hitler Pernah di Sumbawa Besar ?

- 0 comments
Jika saja ada yang rajin menyimpan klipingan artikel harian “Pikiran Rakyat” sekitar tahun 1983, tentu akan menemukan tulisan dokter Sosrohusodo mengenai pengalamannya bertemu dengan seorang dokter tua asal Jerman bernama Poch di pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960. Dokter tua itu kebetulan memimpin sebuah rumah sakit besar di pulau tersebut.

Tapi bukan karena mengupas kerja dokter Poch, jika kemudian artikel itu menarik perhatian banyak orang, bahkan komentar sinis dan cacian! Namun kesimpulan akhir artikel itulah yang membuat banyak orang mengerutkan kening. Sebab dengan beraninya Sosro mengatakan bahwa dokter tua asal Jerman yang pernah berbincang-bincang dengannya, tidak lain adalah Adolf Hitler, mantan diktator Jerman yang super terkenal karena telah membawa dunia pada Perang Dunia II! Beberapa “bukti” diajukannya, antara lain dokter Jerman tersebut cara berjalannya sudah tidak normal lagi, kaki kirinya diseret. Tangan kirinya selalu gemetar. Kumisnya dipotong persis seperti gaya aktor Charlie Chaplin, dengan kepala plontos.

Kondisi itu memang menjadi ciri khas Hitler pada masa tuanya, seperti dapat dilihat sendiri pada buku-buku yang menceritakan tentang biografi Adolf Hitler (terutama saat-saat terakhir kejayaannya), atau pengakuan Sturmbannführer Heinz Linge, bekas salah seorang pembantu dekat sang Führer. Dan masih banyak “bukti” lain yang dikemukakan oleh dokter Sosro untuk mendukung dugaannya. Keyakinan Sosro yang dibangunnya dari sejak tahun 1990-an itu hingga kini tetap tidak berubah. Bahkan ia merasa semakin kuat setelah mendapatkan bukti lain yang mendukung ‘penemuannya’. “Semakin saya ditentang, akan semakin keras saya bekerja untuk menemukan bukti-bukti lain,” kata lelaki yang lahir pada tahun 1929 di Gundih, Jawa Tengah ini ketika ditemui di kediamannya di Bandung. Andai saja benar dr. Poch dan istrinya adalah Hitler yang tengah melakukan pelarian bersama Eva Braun, maka ketika Sosro berbincang dengannya, pemimpin Nazi itu sudah berusia 71 tahun, sebab sejarah mencatat bahwa Adolf Hitler dilahirkan tanggal 20 April 1889. “Dokter Poch itu amat misterius. Ia tidak memiliki ijazah kedokteran secuilpun, dan sepertinya tidak menguasai masalah medis,” kata Sosro, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang sempat bertugas di pulau Sumbawa Besar ketika masih menjadi petugas kapal rumah sakit Hope.

Sebenarnya, tumbuhnya keyakinan pada diri Sosro mengenai Hitler di pulau Sumbawa Besar bersama istrinya Eva Braun, tidaklah suatu kesengajaan. Ketika bertugas di pulau tersebut dan bertemu dengan seorang dokter tua asal Jerman, yang ada pada benak Sosro baru tahap kecurigaan saja. Meskipun begitu, ia menyimpan beberapa catatan mengenai sejumlah “kunci” yang ternyata banyak membantu. Perhatiannya terhadap literatur tentang Hitler pun menjadi kian besar, dan setiap melihat potret tokoh tersebut, semakin yakin Sosro bahwa dialah orang tua itu, orang tua yang sama yang bertemu dengannya di sebuah pulau kecil d Indonesia!

Ketidaksengajaan itu terjadi pada tahun 1960, berarti sudah dua puluh tahun lebih ia meninggalkan pulau Sumbawa Besar. Suatu saat, seorang keponakannya membawa majalah Zaman edisi no.15 tahun 1980. Di majalah itu terdapat artikel yang ditulis oleh Heinz Linge, bekas pembantu dekat Hitler, yang berjudul “Kisah Nyata Dari Hari-Hari Terakhir Seorang Diktator”, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria. Pada halaman 59, Linge mula-mula menceritakan mengenai bunuh diri Hitler dan Eva Braun, serta cara-cara membakar diri yang kurang masuk di akal. Kemudian Linge membeberkan keadaan Hitler pada waktu itu. “Beberapa alinea dalam tulisan itu membuat jantung saya berdetak keras, seperti menyadarkan saya kembali. Sebab di situ ada ciri-ciri Hitler yang juga saya temukan pada diri si dokter tua Jerman. Apalagi setelah saya membaca buku biografi ‘Hitler’. Semuanya ada kesamaan,” ungkap ayah empat anak ini. Heinz Linge menulis, “beberapa orang di Jerman mengetahui bahwa Führer sejak saat itu kalau berjalan maka dia menyeret kakinya, yaitu kaki kiri.

Penglihatannya pun sudah mulai kurang terang serta rambutnya hampir sama sekali tidak tumbuh... kemudian, ketika perang semakin menghebat dan Jerman mulai terdesak, Hitler menderita kejang urat.” Linge melanjutkan, “di samping itu, tangan kirinya pun mulai gemetar pada waktu kira-kira pertempuran di Stalingrad (1942-1943) yang tidak membawa keberuntungan bagi bangsa Jerman, dan ia mendapat kesukaran untuk mengatasi tangannya yang gemetar itu.” Pada akhir artikel, Linge menulis, “tetapi aku bersyukur bahwa mayat dan kuburan Hitler tidak pernah ditemukan.” Lalu Sosro mengenang kembali beberapa dialog dia dengan “Hitler”, saat Sosro berkunjung ke rumah dr. Poch. Saat ditanya tentang pemerintahan Hitler, kata Sosro, dokter tua itu memujinya.

Demikian pula dia menganggap bahwa tidak ada apa-apa di kamp Auschwitz, tempat ‘pembantaian’ orang-orang Yahudi yang terkenal karena banyak film propaganda Amerika yang menyebutkannya. “Ketika saya tanya tentang kematian Hitler, dia menjawab bahwa dia tidak tahu sebab pada waktu itu seluruh kota Berlin dalam keadaan kacau balau, dan setiap orang berusaha untuk lari menyelamatkan diri masing-masing,” tutur Sosrohusodo. Di sela-sela obrolan, dr. Poch mengeluh tentang tangannya yang gemetar.

Kemudian Sosro memeriksa saraf ulnarisnya. Ternyata tidak ada kelainan, demikian pula tenggorokannya. Ketika itu, ia berkesimpulan bahwa kemungkinan “Hitler” hanya menderita parkisonisme saja, melihat usianya yang sudah lanjut. Yang membuat Sosro terkejut, dugaannya bahwa sang dokter mungkin terkena trauma psikis ternyata diiyakan oleh dr. Poch! Ketika disusul dengan pertanyaan sejak kapan penyakit itu bersarang, Poch malah bertanya kepada istrinya dalam bahasa Jerman. “Itu kan terjadi sewaktu tentara Jerman kalah perang di Moskow. Ketika itu Goebbels memberi tahu kamu, dan kamu memukul-mukul meja,” ucap istrinya seperti ditirukan oleh Sosro. Apakah yang dimaksud dengan Goebbels adalah Joseph Goebbels, Menteri Propaganda Jerman yang terkenal setia dan dekat dengan Hitler? Istrinya juga beberapa kali memanggil dr. Poch dengan sebutan “Dolf”, yang mungkin merupakan kependekan dari Adolf! Setelah memperoleh cemoohan sana-sini sehubungan dengan artikelnya, tekad Sosrohusodo untuk menuntaskan masalah ini semakin menggebu. Ia mengaku bahwa kemudian memperoleh informasi dari pulau Sumbawa Besar bahwa Poch sudah meninggal di Surabaya. Beberapa waktu sebelum meninggal, istrinya pulang ke Jerman. Poch sendiri konon menikah lagi dengan nyonya S, wanita Sunda asal Bandung, karyawan di kantor pemerintahan di pulau Sumbawa Besar! Untuk menemukan alamat nyonya S yang sudah kembali lagi ke Bandung, Sosro mengakui bukanlah hal yang mudah. Namun akhirnya ada juga orang yang memberitahu. Ternyata, ia tinggal di kawasan Babakan Ciamis! Semula nyonya S tidak begitu terbuka tentang persoalan ini.

Namun karena terus dibujuk, sedikit demi sedikit mau juga nyonya S berterus terang. Begitu juga dengan dokumen-dokumen tertulis peninggalan suaminya kemudian diserahkan kepada Sosrohusodo, termasuk foto saat pernikahan mereka, plus rebewes (SIM) milik dr. Poch yang ada cap jempolnya. Dari nyonya S diketahui bahwa dr. Poch meninggal tanggal 15 Januari 1970 pukul 19.30 pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya akibat serangan jantung. Keesokan harinya dia dimakamkan di desa Ngagel. Dalam salah satu dokumen tertulis, diakuinya bahwa ada yang amat menarik dan mendukung keyakinannya selama ini. Pada buku catatan ukuran saku yang sudah lusuh itu, terdapat alamat ratusan orang-orang asing yang tinggal di berbagai negara di dunia, juga coretan-coretan yang sulit dibaca. Di bagian lainnya, terdapat tulisan steno. Semuanya berbahasa Jerman. Meskipun tidak ada nama yang menunjukkan kepemilikan, tapi diyakini kalau buku itu milik suami nyonya S. Di sampul dalam terdapat kode J.R. KepaD no.35637 dan 35638, dengan masing-masing nomor itu ditandai dengan lambang biologis laki-laki dan wanita. “Jadi kemungkinan besar, buku itu milik kedua orang tersebut, yang saya yakini sebagai Hitler dan Eva Braun,” tegasnya dengan suara yang agak parau. Negara yang tertulis pada alamat ratusan orang itu antara lain Pakistan, Tibet, Argentina, Afrika Selatan, dan Italia. Salah satu halamannya ada tulisan yang kalau diterjemahkan berarti : Organisasi Pelarian. Tuan Oppenheim pengganti nyonya Krüger. Roma, Jl. Sardegna 79a/1.

Ongkos-ongkos untuk perjalanan ke Amerika Selatan (Argentina). Lalu, ada pula satu nama dalam buku saku tersebut yang sering disebut-sebut dalam sejarah pelarian orang-orang Nazi, yaitu Prof. Dr. Draganowitch, atau ditulis pula Draganovic. Di bawah nama Draganovic tertulis Delegation Argentina da imigration Europa – Genua val albaro 38. secara terpisah di bawahnya lagi tertera tulisan Vatikan. Di halaman lain disebutkan, Draganovic Kroasia, Roma via Tomacelli 132. Majalah Intisari terbitan bulan Oktober 1983, ketika membahas Klaus Barbie alias Klaus Altmann bekas polisi rahasia Jerman zaman Nazi, menyebutkan alamat tentang Val Albaro.

Disebutkan pula bahwa Draganovic memang memiliki hubungan dekat dengan Vatikan Roma. Profesor inilah yang membantu pelarian Klaus Barbie dari Jerman ke Argentina. Pada tahun 1983 Klaus diekstradisi dari Bolivia ke Prancis, negara yang menjatuhkan hukuman mati terhadapnya pada tahun 1947. “Masih banyak alamat dalam buku ini, yang belum seluruhnya saya ketahui relevansinya dengan gerakan Nazi. Saya juga sangat berhati-hati tentang hal ini, sebab menyangkut negara-negara lain. Saya masih harus bekerja keras menemukan semuanya. Saya yakin kalau nama-nama yang tertera dalam buku kecil ini adalah para pelarian Nazi!” tandasnya. Mengenai tulisan steno, diakuinya kalau ia menghadapi kesulitan dalam menterjemahkannya ke dalam bahasa atau tulisan biasa. Ketika meminta bantuan ke penerbit buku steno di Jerman, diperoleh jawaban bahwa steno yang dilampirkan dalam surat itu adalah steno Jerman “kuno” sistem Gabelsberger dan sudah lebih dari 60 tahun tidak digunakan lagi sehingga sulit untuk diterjemahkan.

Tetapi penerbit berjanji akan mencarikan orang yang ahli pada steno Gabelsberger. Beberapa waktu lamanya, datang jawaban dari Jerman dengan terjemahan steno ke dalam bahasa Jerman. Sosrohusodo menterjemahkannya kembali ke dalam bahasa Indonesia. Judul catatan dalam bentuk steno itu, kurang lebih berarti “keterangan singkat tentang pengejaran perorangan oleh Sekutu dan penguasa setempat pada tahun 1946 di Salzburg”. Kota ini terdapat di Austria. Di dalamnya berkisah tentang “kami berdua, istri saya dan saya pada tahun 1945 di Salzburg”.

Tidak disebutkan siapakah ‘kami berdua’ di situ. Dua insan tersebut, kata catatan itu, dikejar-kejar antara lain oleh CIC (dinas rahasia Amerika Serikat). Pada pokoknya, menggambarkan penderitaan sepasang manusia yang dikejar-kejar oleh pihak keamanan. Di dalamnya juga terdapat singkatan-singkatan yang ditulis oleh huruf besar, yang kalau diurut akan menunjukkan rute pelarian keduanya, yaitu B, S, G, J, B, S, R. “Cara menyingkat seperti ini merupakan kebiasaan Hitler dalam membuat catatan, seperti yang pernah saya baca dalam literatur yang lainnya,” Sosrohusodo memberikan alasan. Dari singkatan-singkatan itu, lalu Sosro mencoba untuk mengartikannya, yang kemudian dikaitkan dengan rute pelarian.

Pelarian dimulai dari B yang berarti Berlin, lalu S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Beograd), S (Sarajevo) dan R (Roma). Tentang Roma, Sosro menjelaskan bahwa itu adalah kota terakhir di Eropa yang menjadi tempat pelariannya. Setelah itu mereka keluar dari benua tersebut menuju ke suatu tempat, yang tidak lain tidak bukan adalah pulau Sumbawa Besar di Nusantara tercinta! Ia mengutip salah satu tulisan dalam steno tadi : “Pada hari pertama di bulan Desember, kami harus pergi ke R untuk menerima suatu surat paspor, dan kemudian kami berhasil meninggalkan Eropa”. Ini, kata Sosro, sesuai dengan data pada paspor dr. Poch yang menyebutkan bahwa paspor bernomor 2624/51 diberikan di Rom (tanpa huruf akhir A)”. Di buku catatan berisi ratusan alamat itu, nama Dragonic dikaitkan dengan Roma, begitulah Sosro memberikan alasan lainnya.

Lalu mengenai Berlin dan Salzburg, diterangkannya dengan mengutip majalah Zaman edisi 14 Mei 1984. Dikatakan bahwa sejarah telah mencatat peristiwa jatuhnya pesawat yang membawa surat-surat rahasia Hitler yang jatuh di sekitar Jerman Timur pada tahun 1945. “Ini juga menunjukkan rute pelarian mereka,” katanya lagi. Lalu bagaimana komentar nyonya S yang disebut-sebut Sosro sebagai istri kedua dr. Poch? Konon ia pernah berterus terang kepada Sosro. Suatu hari suaminya mencukur kumis mirip kumis Hitler, kemudian nyonya S mempertanyakannya, yang kemudian diiyakan bahwa dirinya adalah Hitler. “Tapi jangan bilang sama siapa-siapa,” begitu Sosro mengutip ucapan nyonya S. Membaca dan menyimak ulasan dr. Sosrohusodo, sekilas seperti ada saling kait mengkait antara satu dengan yang lainnya. Namun masih banyak pertanyaan yang harus diajukan kepada Sosro, dengan tidak bermaksud meremehkan pendapat pribadinya berkaitan dengan Hitler, sebab mengemukakan pendapat adalah hak setiap warga negara. Bahkan Sosrohusodo sudah membuat semacam diktat yang memaparkan pendapatnya tentang Hitler, dilengkapi dengan sejumlah foto yang didapatnya dari nyonya S. Selain itu, isinya juga mengisahkan tentang pengalaman sejak dia lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hingga bertugas di Bima, Kupang, dan Sumbawa Besar. Ia juga telah mengajukan hasil karyanya ke berbagai pihak, namun belum ada tanggapan. “Padahal tidak ada maksud apa-apa di balik kerja saya ini, hanya ingin menunjukkan bahwa Hitler mati di Indonesia,” katanya mantap. Bukan hanya Sosro yang mempunyai teori tentang pelarian Hitler dari Jerman ke tempat lain, tapi beberapa orang di dunia ini pernah mengungkapkannya dalam media massa.

Peluang untuk berteori seperti itu memang ada, sebab ketika pemimpin Nazi tersebut diduga mati bersama Eva Braun tahun 1945, tidak ditemukan bukti utama berupa jenazah! Adalah tugas para pakar dalam bidang ini untuk mencoba mengungkap segala sesuatunya, termasuk keabsahan dokumen yang dimiliki oleh Sosrohusodo, nyonya S, atau makam di Ngagel yang disebut sebagai tempat bersemayamnya dr. Poch. Mungkin para ahli forensik dapat menjelaskannya lewat penelitian terhadap tulang-tulang jenazahnya. Semua itu tentu berpulang pada kemauan baik semua pihak.
[Continue reading...]

Thursday, October 15, 2009

Lagu Rohani : Who am I by Casting Crown

- 0 comments
Sebuah lagu rohani dengan makna yang "LUAR BIASA". Semoga menjadi berkat untuk kita semua! GBu guys...pray for our world.

Who am I by Casting Crown (Lyric)

Who am I?
That the Lord of all the earth,
Would care to know my name,
Would care to feel my hurt.
Who am I?
That the bright and morning star,
Would choose to light the way,
For my ever wandering heart.

Bridge:
Not because of who I am,
But because of what you've done.
Not because of what I've done,
But because of who you are.

Chorus:
I am a flower quickly fading,
Here today and gone tomorrow,
A wave tossed in the ocean,
A vapor in the wind.
Still you hear me when I'm calling,
Lord, you catch me when I'm falling,
And you've told me who I am.
I am yours.
I am yours.

Who am I?
That the eyes that see my sin
Would look on me with love
And watch me rise again.
Who am I?
That the voice that calmed the sea,
Would call out through the rain,
And calm the storm in me.

Not because of who I am,
But because of what you've done.
Not because of what I've done,
But because of who you are.


I am a flower quickly fading,
Here today and gone tomorrow,
A wave tossed in the ocean,
A vapor in the wind.
Still you hear me when I'm calling,
Lord, you catch me when I'm falling,
And you've told me who I am.
I am yours.

Not because of who I am,
But because of what you've done.
Not because of what I've done,
But because of who you are.


I am a flower quickly fading,
Here today and gone tomorrow,
A wave tossed in the ocean,
A vapor in the wind.
Still you hear me when I'm calling,
Lord, you catch me when I'm falling,
And you've told me who I am.
I am yours.
I am yours.
I am yours.

Whom shall I fear
Whom shall I fear
I am yours..
I am yours..

the Video :

[Continue reading...]

NASA Tangkap Gambar Ledakan di Matahari

- 0 comments
Dua pesawat luar angkasa NASA menangkap gambar peristiwa ledakan matahari selama 30 jam pada tanggal 26 dan 27 September lalu.

Dalam video ini diperlihatkan betapa besarnya dan dahsyatnya ledakan yang terjadi, yang diperkirakan berukuran kurang lebih seperlima dari ukuran bumi.

[Continue reading...]

Wednesday, October 14, 2009

Ikan Berkepala Transparan (Transparent Head Fish)

- 0 comments
Sebuah spesies ikan yang unik yang dikenal dengan nama "Pacific Barreleye Fish" untuk pertama kalinya terrekam dengan jelas (lengkap dengan kepalanya yang transparan) oleh kamera robot yang dioperasikan oleh seorang ilmuwan kelautan dari Monterey Bay Aquarium Research Institute.
Berikut videonya :


[Continue reading...]

Thursday, October 8, 2009

Misteri ukiran Stegosaurus di Kuil Kamboja

- 0 comments

Teka-teki Kriptozologi dapat muncul dari tempat yang paling tidak disangka. Kali ini tempat itu adalah negara Kamboja. Salah satu situs paling terkenal di wilayah itu adalah kuil hutan Ta Prohm yang dibangun sekitar 800 tahun yang lalu. Seperti monumen-monumen lain yang berasal dari periode yang sama, maka monumen ini juga dipenuhi oleh ukiran-ukiran bernafaskan mitologi Budha dan Hindu. Namun ada satu ukiran yang membingungkan para arkeolog. Dekat dengan pintu keluar kuil, ditemukan sebuah ukiran makhluk berkepala kecil, berkaki empat dan membawa sirip berbentuk berlian di punggungnya. Gambar yang menyerupai seekor Stegosaurus !

Ta Prohm adalah sebuah kuil yang dibangun oleh peradaban Khmer sekitar tahun 1181 Masehi. Kuil ini ditemukan kembali pada abad ke-16 oleh para misionaris katolik dan penjelajah Portugis.


Untuk diketahui, Stegosaurus adalah makhluk yang tidak dikenal sebelum tahun 1877. Othniel Charles Marsh yang menemukan tulang belulang makhluk itu memberi nama "Stegosaurus" pada makhluk itu. Arti nama itu sendiri adalah kadal atap. Marsh beranggapan bahwa sirip-sirip di punggungnya menyerupai genteng di atap rumah.

Ukiran hewan ini begitu populer di kalangan pemandu wisata yang sering bertanya kepada para turis apakah mereka percaya Dinosaurus masih hidup 800 tahun yang lalu. Lalu mereka akan menunjukkan gambar ini kepada para turis. Apakah mungkin ukiran itu sebuah tipuan modern yang dibuat untuk menipu para turis? ataukah ukiran itu benar-benar sebuah artefak kuno seperti yang lain ? Mungkinkah para pendiri kuil tersebut pernah menyaksikan fosil Stegosaurus, atau bahkan pernah menjumpai makhluk tersebut dalam keadaan hidup ?

Beberapa orang telah mencoba untuk menolak teori bahwa ukiran tersebut adalah Stegosaurus. Mereka mengemukakan teori bahwa ukiran itu adalah ukiran seekor Badak dengan ornamen di pinggir dalam lingkaran sehingga menimbulkan efek Stegosaurus.

Namun saya memiliki teori sendiri. Saya berpendapat bahwa ukiran tersebut adalah benar seekor Stegosaurus. Inilah sebabnya :

Pertama, Saya membandingkan ukiran Stegosaurus tersebut dengan ukiran hewan-hewan lain di kuil itu. Saya menemukan banyak ukiran hewan lain di kuil itu tidak memiliki ornamen di dalam lingkaran. Seperti gambar di bawah ini :

Kemudian, saya menemukan ukiran hewan yang memiliki ornamen seperti sirip punggung stegosaurus. Namun, semua ornamen itu memiliki persamaan, yaitu diukir DI LUAR LINGKARAN. Tidak ada satupun ukiran yang memiliki ornamen DI DALAM LINGKARAN (Ukiran Stegosaurus memiliki juga ornamen di luar lingkaran). Lihat gambar dibawha ini.

Apabila sirip itu adalah sebuah ornamen, Mengapa hanya "Badak" itu yang mempunyai ornamen DIDALAM LINGKARAN ? Jawabannya Jelas ! Itu bukan sebuah ornamen.

Jadi saya berkesimpulan bahwa ukiran tersebut adalah benar-benar ukiran Stegosaurus. Namun ada kemungkinan ukiran itu ditambahkan setelah tahun 1877 oleh tangan jahil dari seseorang yang hendak membuat bingung orang lain. Hal ini terjadi di Katedral Salamanca di Spanyol yang dibangun pada tahun 1102. Pada dinding katedral yang berumur 900 tahun tersebut ditemukan ukiran seseorang dengan baju astronot lengkap. Hal ini memicu diskusi berkepanjangan di internet. Hanya sedikit yang mengetahui bahwa ukiran itu sebenarnya ditambahkan pada tahun 1992 ketika Katedral direstorasi. Bisa saja hal yang sama terjadi di kuil Ta Prohm. Namun sampai saat ini tidak ada informasi bahwa penambahan ukiran itu pernah dilakukan.

Atau mungkin..... Stegosaurus memang pernah berkeliaran di Kamboja 800 tahun yang lalu.

http://xfile-enigma.blogspot.com
[Continue reading...]

Identitas Jack the Ripper Terungkap ?

- 0 comments
Mungkin anda sudah pernah mendengar nama Jack the Ripper. Ia adalah seorang pembunuh yang dianggap bertanggung jawab atas kematian lima wanita PSK pada tahun 1888 di London yang ditemukan dalam kondisi tubuh termutilasi. Setelah lebih dari 100 tahun, identitas sang pembunuh masih belum terungkap. Dalam barisan teori-teori modern mengenai identitas sang pembunuh, inilah yang terbaru.


Seorang sejarawan mengklaim telah menemukan identitas sebenarnya dari Jack the Ripper dan ia percaya bahwa korbannya mungkin lebih banyak dua orang dari yang dikira.

Sejarawan Mei Trow menggunakan teknik forensik modern yang biasa dipakai oleh polisi, termasuk metode profiling psikologi dan geografi hingga menghasilkan kesimpulan bahwa seseorang yang bernama Robert Mann, seorang petugas kamar mayat, adalah pembunuh sadis tersebut.

Teorinya yang merupakan hasil dari riset intensif selama dua tahun dibahas di film dokumenter Discovery Channel yang berjudul "Jack the Ripper : Killer Revealed".

Penelitian Trow bermula pada sebuah informasi yang didapatnya pada tahun 1988 dari hasil pemeriksaan FBI atas kasus Jack The Ripper yang telah menghasilkan profile kepribadian pembunuh yang komprehensif.

Hasil profiling FBI menghasilkan kesimpulan bahwa Jack adalah seorang pria berkulit putih dari masyarakat kelas bawah, kemungkinan merupakan produk broken home.

Jack mungkin seorang pekerja kasar, namun memiliki pengetahuan mengenai anatomi manusia, seperti tukang daging, petugas kamar mayat atau asisten dokter. Jack juga disebut tidak berinteraksi dengan manusia dalam waktu cukup lama sehingga ia mungkin mengalami masalah sosial.

Robert Mann sesuai dengan deskripsi ini. Ia datang dari keluarga bermasalah. Ayahnya jarang hadir dalam hidupnya dan sejak kecil ia telah menjadi pekerja kasar.

Trow mengatakan :"Saya ingin menelusuri lebih jauh daripada sekedar mitos seseorang dengan mantel, topi dan sebilah pisau, dan masuk ke dalam kenyataan. Dan kenyataannya Jack adalah pria biasa."

Trow juga mengemukakan teori yang mengejutkan. Jack The Ripper mungkin telah membunuh dua wanita lainnya.

Ia percaya Martha Tabram yang ditemukan mati dengan 39 luka tusukan di Gunthorpe Street adalah korban pertama Jack. Sedangkan Alice Mackenzie yang yang terbunuh lima bulan setelah lima pembunuhan yang dilakukan Jack merupakan korban terakhirnya.

Mayat dua wanita ini, bersama mayat Polly Nichols dan Annie Chapman, korban Jack lainnya, dikirim ke rumah mayat Whitechapel tempat Robert Mann bekerja. Mann akhirnya menjadi saksi polisi yang mengkonfirmasi penyebab kematian Polly.

Hal lain yang membuat Trow curiga dengan Mann juga karena ia menelanjangi mayat Polly dengan asistennya walaupun inspektur polisi Spratling telah melarangnya untuk menyentuh mayat itu. Menurut Trow, hal ini dilakukan oleh Mann mungkin untuk mengagumi hasil karya pembunuhannya sendiri.

Profesor Laurence Alison, seorang ahli psikologi forensik Universitas Liverpool juga setuju dengan Trow. Dalam film dokumenter itu, ia berkata :"Apabila dilihat dari segi profiling psikologi, Robert Mann adalah tersangka yang paling mungkin".

Teori Trow adalah teori terbaru diantara barisan teori-teori lainnya mengenai identitas Jack The Ripper. Sejak peristiwa pembunuhan tersebut hingga sekarang, paling sedikit ada 100 tersangka yang telah diajukan, termasuk anggota keluarga kerajaan Inggris, seorang dokter dan bahkan seniman Walter Sickert.

(telegraph.co.uk)
[Continue reading...]

Thursday, October 1, 2009

Delapan Gol Bunuh Diri Terburuk Versi GOAL.com (Indonesia)

- 0 comments
Pemain yang melakukannya pasti merasa sakit hati dengan gol bunuh dirinya. Tapi bagi para penonton, terutama fans lawan, wajar saja jika mereka tertawa menyaksikan sebuah blunder besar. Ada juga yang tidak lucu.

Berikut ini delapan gol bunuh diri terbaik pilihan GOAL.com Indonesia.

8. Andres Escobar (Kolombia)

Gol “Maut”

Di Piala Dunia 1994 melawan tuan rumah Amerika Serikat, Escobar tak sengaja melesakkan bola ke gawangnya sendiri. Padahal bek Kolombia itu berupaya menghalangi umpan silang. Kolombia kalah 2-1 dan tersingkir dari Piala Dunia. Sebaliknya, AS lolos ke babak 16 besar. Sepuluh hari kemudian, Escobar tewas tertembak di kampungnya sendiri di kota Medellin.



7. Jamie Carragher (Liverpool)

Raja Own Goal

Kilas balik ke tahun 1999 – ketika Massimo Taibi masih dipercaya mengamankan gawang Manchester United. Carragher, kala itu baru menginjak usia 21 tahun, harus menghadapi salah satu rival terberat Liverpool di hadapan The Kop. Gol bunuh diri pertamanya dilesatkan melalui sundulan keras yang tak mampu dihalau kiper Sander Westerveld. Andai saja Carragher menjadi striker, mungkin hasilnya lain. Gol bunuh diri kedua memastikan United unggul 3-1. (sayang video-nya tidak bisa ditampilkan lagi)

This video is no longer available due to copyright claim by liverpoolFC.TV.Ltd. (LFC TV)

6. Lee Dixon (Arsenal)

David Beckham Pasti Takjub Melihatnya

Bek Arsenal ini mencetak gol yang semestinya hanya mampu dilakukan seorang pemain seperti David Beckham. Sayangnya, Dixon membobol gawangnya sendiri yang membuat kiper David Seaman tak berkutik. Dari jarak 32 meter, Dixon bermaksud memberi umpan lob kepada Seaman. Namun bolanya terlalu tinggi dan tak dapat dijangkau oleh kiper Arsenal itu. Tendangan yang indah, tapi salah sasaran.



5. Paul Robinson & Gary Neville (Inggris)

Pada prakualifikasi Euro 2008, kiper Paul Robinson memberikan Gary Neville ‘hadiah’ gol bunuh diri yang menjadi salah satu faktor kegagalan Inggris lolos ke Swiss-Austria. Neville menyampaikan umpan datar kepada Robinson. Tapi kiper The Three Lions itu gagal menyambut back pass yang bergerak lambat. Terjadilah gol bunuh diri yang sangat memalukan sehingga Kroasia menang 2-0.



4. Chris Brass (Bury)

Jangan salah. Gol ini sulit dilakukan oleh striker manapun. Mustahil bagi Chris Brass untuk mengulanginya. Ketika umpan silang mengarah ke dalam kotak penalti, Brass berada dalam posisi menghadapi gawangnya sendiri. Ia berusaha membuang bola ke arah belakangnya. Yang terjadi justru Brass ketiban sial dua kali. Tendangannya yang cukup keras membuat bola membentur wajahnya sendiri, dan selanjutnya memantul ke jala gawang. Akibatnya, Bury kalah memalukan dan hidung Brass patah.



3. ADO Den Haag

Wolves Menang Berkat Hat-Trick Bunuh Diri

Pada Piala UEFA 1971/72, Wolves dibantu oleh tiga gol bunuh diri dari klub Belanda, ADO Den Haag, melalui tiga pemain berbeda. Ketiga gol itu pun cukup indah, sebagaimana yang dapat disaksikan melalui video di bawah ini. Wolves kemudian mencapai final, namun kalah dari Tottenham Hotspur.



2. Mursyid Effendi (Indonesia)

Ketika Kedua Tim Menolak Menang

Pada pertandingan terakhir babak grup antara Thailand dan Indonesia, kedua tim berusaha mencegah pertemuan melawan tuan rumah Vietnam di semi-final Piala Tiger 1998. Mursyid Effendi sengaja membuat gol bunuh diri supaya Indonesia kalah, diikuti dengan selebrasi tepuk tangan yang menodai sportifitas dalam sepakbola. Thailand akhirnya tersingkir oleh Vietnam, tapi Indonesia pun ditaklukkan Singapura yang kemudian menjuarai turnamen paling gengsi di ASEAN ini. Baik Thailand maupun Indonesia akhirnya didenda, dan Mursyid mendapat skorsing berat.



1. Peter Enckelman & Olof Mellberg (Aston Villa)

Tangan Tuhan Ala Aston Villa

Gol ini memang tidak masuk akal. Olof Mellberg melakukan lemparan bebas ke arah kipernya, Peter Enckelman. Mustinya, Enckelman dengan mudah menyapu bola ke tengah lapangan. Apa yang terjadi? Enckelman tidak melihat bola yang memental, dan terjadilah gol bunuh diri yang tak terduga lewat tangan Mellberg.




[Continue reading...]

Nasseri, 18 Tahun Tinggal di Airport

- 0 comments

Mungkin anda sudah pernah menonton film 'The Terminal' yang diperankan oleh Tom Hanks (Viktor Navorski) dan Catherine Zeta-Jones (Amelia Warren).

Singkat cerita, Viktor Navorski seorang warga negara (fiksi) Krakozhia tiba di Bandar Udara Internasional John F. Kennedy di New York City, kebetulan selama penerbangan, negaranya sedang terjadi peperangan, maka passport
Viktor di tolak dan dia dianggap tidak mempunyai negara pada saat itu. Hingga 9 bulan berikutnya, Viktor terpaksa tinggal di bangunan terminal, karena tidak diperbolehkan menginjakkan kakinya di Amerika Serikat ataupun pulang ke negaranya.

Film The Terminal diangkat dari kisah nyata kehidupan Mehran Karimi Nasseri atau Sir, Alfred Mehran. Dia adalah pengungsi Iran yang tinggal di Charles de Gaulle Airport di Paris, semenjak 8 Agustus 1988 hingga tahun 2006 ketika ia masuk rumah sakit karena alasan yang belum jelas.

Nasseri diusir dari Iran setelah melakukan protes terhadap Shah (Mohammad Reza Pahlavi). Kemudian dia menerima status "pengungsi" dari United Nations High Commission for refugees di Belgia, dimana dia memiliki ijin sebagai warga negara Eropa. Nasseri akhirnya memutuskan untuk menetap di Inggris, tapi dalam perjalan kesana, tasnya yang berisi dokumen tentang dirinya telah dicuri di Paris. Sebenarnya dia sempat terbang sampai di Heathrow, namun sesampainya di sana, saat pemeriksaan dia tidak bisa menunjukkan dokumen dirinya. Akhirnya oleh pejabat setempat dia dikembalikan ke Charles de Gaulle Airport. Nasseri tak dapat membuktikan identiasnya atau status pengungsinya kepada pejabat Perancis dan dari sinilah Nasseri mulai tinggal di Charles de Gaulle Airport selama 18 tahun.

Nasseri tinggal di aula keberangkatan, di butik bundar dan tempat makan di lantai bawah. Sebenarnya, dia bisa saja ke luar terminal setiap saat, walaupun kebanyakan petugas di sana mengenalnya. Dia bebas ke mana saja, atau menyelinap tak terlihat orang. Tapi dia sepertinya tidak melakukan itu. Nasseri tetap setia di terminal keberangkatan. Ia bersikap baik dan berbicara dengan siapa saja. Dengan tampilan troli dan tas dipundaknya, ia seperti seorang traveler. Karena penampilannya yang baik maka orang tidak mengabaikannya atau menganggapnya tunawisma.

[Continue reading...]
 
Copyright © . Ingatan Dunia akan Apa yang Telah Dunia Alami - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger